CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Wednesday, May 26, 2010

Kenapa menjauh?


Ketika aku di tanah melihat langit, balon-balon tersebut begitu kecil sekali. Namun, ketika mereka sampai ke bumi mendekatiku, mereka begitu besar. Saat aku menaiki balon udara menjauhi tanah, orang-orang terlihat seperti titik saja, bahkan aku tak bisa melihat teman-temanku. Tetapi lantas aku turun dan mendekatinya, mereka dapat kulihat, dan kali ini lebih jelas.

Sama seperti memahami hati manusia. Ketika aku jauh, jelas aku samar bahkan tidak memahami, kemudian semakin menjauh, aku bahkan tidak mengerti. Tetapi ketika aku mendekat, aku jelas dan tampak. Hati manusia, hati orang-orang terdekatmu, hati para musuhmu, hati para sahabatmu, janganlah dijauhi, dekati. Karena dengan mendekat akan semakin jelas kita melihatnya bahkan semakin dapat merasakannya.

Jakarta, 26 Mei 2010 (00:40)

Saturday, March 20, 2010

Menangis Membaca Puisi


Saat ingin menyendok nasi pagi tadi, ada air mata keluar..
oh..ternyata,
Aku menangis habis membaca puisi

Aku orang yang aneh.
Tidak menangis saat kematian
Tidak menangis dalam kekalahan
Tidak menangis ketika kehilangan
Tapi, menangis karena membaca puisi

Apa dahsyatnya goresan para makhluk cinta itu?
Kalau kalian ingin tahu,
mari membaca bersama-sama

Jelas, ada pula yang membuatku menangis
Tidak tahu itu puisi atau apapun yang lebih mulia
Bahkan terkadang belum ditemukan artinya
Itulah dari Pencipta-ku.

Jakarta, 19 Mei 2008 (12:55)

Sunday, February 28, 2010

Taman Impian Menuju Masa Depan : "PENDIDIKAN"


Di atas tanah itu terpajang sebuah papan megah..
Ada ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak keluar dari dalamnya

20 juta. Itu harga karcis masuknya jikalau kau juga mau ikut menjelajahi nya
Yang kata orang adalah "taman impian menuju masa depan"
Itu baru karcis masuknya, sedangkan apabila kau akan menaiki wahana-wahana lainnya tentunya harus berbayar lagi...

Itukah dunia pendidikan kita? Yang kata orang adalah menuju masa depan...

Sedangkan disini, ada manusia yang menanti uang logam berwarna perak untuk dapat hidup satu hari lagi.


Jakarta, 1 Mei 2007

Friday, December 5, 2008

Transportasi Umum Kita?


Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah koran yang baru-baru ini baru terbit. Koran itu berbahasa inggris, tidak usah saya sebutkan namanya. Di bagian belakang koran tersebut saya melihat sebuah artikel atau tepatnya gambar yang berjudul : "Jakarta Rail and Busway Map". Gambar peta jalur-jalur busway dan KRL. Awalnya saya sempat senyam-senyum saja, melihat peta jalur ini serasa melihat jalur MRT di singapore atau LRT di Malaysia, atau di beberapa negara yang memperhatikan transportasi umumnya. Mungkin karena itu koran berbahasa inggris, jadi sengaja diperuntukkan kepada turis-turis yang ingin berkunjung ke Jakarta. Tapi mungkin saja dari beberapa dari mereka akan terheran-heran dengan keadaan transportasi umum kita ini. Belum teratur dan tidak ada petunjuk-petunjuk yang jelas, dimana tempat antrinya?, beli tiketnya?, keamanannya?, fasilitasnya?, dan lain-lain. Saya pun sebagai warga Jakarta juga agak takut apabila menggunakan fasilitas umum, apalagi mereka?.

Apakah ini salah satu alasan kita diejek oleh negara sebelah?,,,,haha...mari kita pikirkan bersama-sama...


dan Gambar itupun saya gunting dan masih saya simpan sampai sekarang, dengan harapan di dada bahwa suatu saat transportasi umum kita akan menuju ke arah yang lebih baik. Semoga.

Wednesday, November 19, 2008

Yang Tua Yang Dilupa


Salah satu kondisi gedung-gedung tua peninggalan Belanda yang ada di sepanjang Kali Besar

Tuesday, November 18, 2008

Pencipta Cahaya Dunia


Yang mau jadi dokter
Jelas, orang kaya bermodal ratusan juta

Berotak cemerlang bagai bintang

Yang mau menjadi ahli teknik

Jelas, orang pintar berkantong lebar

Karena sebelumnya ikut kursus bermodal juta


Yang mau jadi pejabat daerah

Jelas, dari orang yang berkuasa yang menitip ke sana-sini

Walau akhirya digebuki

Yang mau jadi guru,,,,

Siapa
Orang seperti apa
Akhirnya bagaimana
Masih dalam tanda tanya.

Jakarta, 19 Mei 2008 (Perhatianku Pada Guru, seorang pencipta cahaya dunia)

Pahlawan Tersembunyi


Ketika hidup di zaman setelah kemerdekaan seperti sekarang ini, terkadang kita tidak bisa mengidentifikasikan siapa pahlawan kita. Kebanyakan dari kita menyebut pahlawan kita adalah orang tua, guru, teman, seniman,politikus,dll. Semua itu karena kita dekat dengan mereka.


Tapi apakah kita tidak menengok sedikit bahwa ada pahlawan-pahlawan disekitar kita yang memang bekerja demi kelangsungan hidup kita.

Sewaktu ikut Jelajah Kota Toea tadi, saya sedikit merekam aktivitas para pemulung kali besar ini. Fotonya memang tidak terlalu bagus, dan saya memang tidak berharap foto saya yang dipuji, melainkan para pahlawan ini sajalah yang dipuji dan dihargai. Itu saja sudah cukup.